Pendahuluan
Pengembangan dan pendalaman materi untuk diklat guru SMK
yang membahas kajian sosiologi diawali dengan materi interaksi sosial karena
kajian ini dapat diistilahkan sebagai pembuka/kajian awal dalam ruang lingkup
kajian sosiologi secara utuh. Sehingga dari belajar tentang interaksi sosial,
akan dapat dipelajari berbagai kehidupan di masyarakat mulai dari pemahaman
terhadap konsep interaksi sosial sampai pada keadaan interaksi yang asosiatif
atau disosiatif, yang dikemudian hari dapat menghasilkan teori-teori sosiologi.
Ruang lingkup materi interaksi sosial meliputi :
A. Pengertian, fungsi dan tujuan.
B. Syarat terjadinya interaksi sosial
C. Faktor-faktor yang mendasari proses interaksi sosial
D. Tahap-tahap interaksi sosial
E. Proses sosial : asosiatif dan disosiatif
F. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
A. Pengertian Interaksi Sosial, Proses Sosial, dan
Sosialisasi
Sebelum membahas interaksi sosial, maka perlu diketahui
berbagai tindakan yang dilakukan . Ada empat macam tindakan yaitu :
1.Tindakan Sosial Instrumental dilakukan dengan
memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang akan
dicapai dengan didasari tujuan yang telah matang dipertimbangkan. (catatan:
referensi lain menyebutkan tindakan sosial instrumental adalah tindakan
rasional).
Contoh tindakan instrumental atau tindakan rasional adalah
ketika seseorang melakukan pilihan tindakan membeli beras untuk dimakan
sekeluarga dari pada untuk membeli bunga kesayangannya. Karena beras adalah
makanan yang dibutuhkan tidak saja oleh diri sendiri, tetapi oleh seluruh
keluarga. Keperluan penyediaan beras merupakan keperluan primer karena
merupakan bahan makanan pokok utamanya bagi bangsa Indonesia secara umum.
Pedangan beras mempunyai bermacam-macam beras dengan tingkatan harga yang
berbeda-beda sesuai dengan kualitas masintg-masing. Tetapi beras yang dibeli
harganya sesuai dengan uang yang tersedia, sehingga tidak membeli beras yang
berkualitas nomor satu tetapi jenis beras nomor 2 (dua) karena disesuaikan
dengan persediaan uang yang ada.
2.Tindakan Sosial Berorientasi Nilai dilakukan dengan
memperhitungkan baik atau buruk tindakan yang dilakukan, manfaat dan tujuan
yang ingin dicapai tidak terlalu dipertimbangkan. Pertimbangan utama adalah
nilai-nilai baik atau buruk yang berkembang dalam masyarakat disekitarnya.
Contoh tindakan sosial berorientasi nilai adalah
bersama-sama membersihkan gorong-gorong sungai yang buntu agar tidak
mengakibatkan banjir
3.Tindakan Sosial Tradisional termasuk kebiasaan yang
berlaku selama ini dalam masyarakat. Dalam melakukan tindakan tradisional tidak
pernah dipertentangkan dengan perkembangan/perubahan jaman.
Contoh : setiap akan meninggalkan rumah, anggota keluarga
berpamitan dan saling bersalaman.
4.Tindakan Afektif sebagian besar tindakan dikuasai oleh
perasaan atau emosi tanpa perhitungan atau pertimbangan yang matang.Tindakan
afektif berkaitan juga dengan suka dan tidak, mau dan tidak mau. Semua berkaitan
dengan suasana hati.
Contoh : seorang pria memberi sekuntum bunga kepada seorang
gadis yang dicintai.
Dari berbagai motif tindakan di atas akan dapat diketahui
tindakan yang menunjukkan interaksi sosial dan bukan interaksi sosial.
Pembahasan interaksi sosial diawali dari tinjauan secara
etimologi. Lukman Ali dkk. (1985 : 383) menyebutkan interaksi sosial adalah
hubungan sosial yang dinamis antara orang perorangan, antara perseorangan
dengan kelompok. Jadi kata kuncinya adalah hubungan sosial yang dinamis. Bagian
mana saja hubungan yang dinamis antara seorang dengan orang lain atau seorang
dengan kelompok?. Untuk lebih memudahkan menggambarkannya apabila seseorang
dengan orang lain atau seseorang dengan sekelompok orang mengadakan kontak
sosial misal berkomunikasi/ berbincang-bincang bukan isi perbincangan itu yang
menjadi kajian interaksi sosial tetapi dinamika hubungan orang dengan orang
lain atau kelompok lainya itu yang menjadi kajianya . Begitu juga bila
seseorang dengan orang lain atau seseorang dengan kelompok mengadakan kontak
sosial misal adanya sentuhan tubuh misal jabat tangan dilanjutkan perbincangan,
maka seluruh proses tersebut menjadi indikator telah terjadinya interaksi
sosial
. Soerjono Soekanto (2002 : 61) menyebutkan pengertian
interaksi sosial adalah :
Hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun
antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu,
interaksi sosial dimulai pada saat menegur, berjabat tangan atau cara salam
lainnya (cium pipi), atau bahkan saling melirik, tersinggung yang mengakibatkan
orang lain mengumpat lalu terjadilah adu mulut. Bahkan tidak jarang orang
sebelumnya tidak kenal, karena merasa diperhatikan dengan sinis, tanpa say
hello langsung memukul, maka terjadilah perkelahian.
Interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang
ditandai adanya hubungan timbal balik antara bidang-bidang kehidupan dalam
masyarakat, melalui interaksi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, antar warga masyarakat atau kelompok. Dengan demikian syarat utama
terjadinya aktivitas sosial adalah adanya interaksi sosial.
Interaksi sosial akan terwujud apabila ada aksi dari
seseorang atau kelompok dan direspon (ada reaksi) dari orang lain atau kelompok
lain. Walaupun ada aksi dari seseorang terhadap orang lain misal menyapanya,
tetapi tidak ada reaksi dari yang disapa maka tidak akan terjadi interaksi
sosial. Lebih lanjut dapat di telusuri bahwa interaksi sosial tidak sekedar
adanya aksi yang ditindaklanjuti dengan reaksi dari orang dengan orang lain
atau orang dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok, tetapi juga aksi dan
reaksi tersebut merupakan alur komunikasi yang nyambung. Jika ada aksi dan
reaksi tetapi tidak dalam bentuk komunikasi yang nyambung itupun tidak akan
terjadi interaksi sosial .
Seiring dengan istilah interaksi sosial adalah adanya proses
sosial. Beberapa pengertian proses sosial sebagai berikut :
Menurut J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (2004): proses
sosial adalah sikap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu
, sedemikian rupa, sehingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku
dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan Soerjono Soekanto (2002) menyebutkan
proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perseorangan
dengan orang lain atau orang perorang dengan kelompok sosial saling bertemu dan
menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan atau apa yang terjadi apabila
ada perubahan yang menyebabkan goyahnya pola kehidupan yang telah ada. Dengan
perkataan lain proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara
berbagai segi kehidupan bersama.
Bertolak dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
proses sosial dalam masyarakat selalu terjadi proses saling
mempengaruhi(interaksi sosial), dan dalam interaksi tersebut terjadi proses
saling menyesuaikan (adaptasi). Proses sosial terjadi apabila interaksi sosial
berlangsung sedemikian rupa, secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama
sehingga telah mempola dalam bentu perilaku tertentu, tindakan yang dilakukan
terstruktur dan berpola. Dalam setiap proses sosial akan selalu mengakibatkan
terjadinya dua bentuk interaksi sosial yaitu dapat berbentuk kerjasama
(asosiatif) atau persaingan dan bahkan konflik (dissosiatif).
Istilah lain yang perlu difahami berkaitan dengan interaksi
sosial adalah tentang sosialisasi. Secara etimologi Soerjono Soekanto
menyebutkan sosialisasi ( socialization) merupakan proses mengomunikasikan
kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru. Sedangkan menurut beberapa ahli
sosiologi berpendapat sebagai berikut :
1. Paul B. Horton,Cs. Alih bahasa Aminuddin Ram (1996) :
sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati (mendarah
dagingkan-internalize) norma-norma kelompok tempat orang tersebut hidup,
sehingga timbulah diri yang unik.
2. Bruce J. Cohen penerjemah Sahat Simamora (1992) :
sosialisasi adalah proses dimana manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam
masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitas untuk berfungsi
baik sebagai individu maupun anggota kelompok .
3. J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (2004) : sosialisasi
adalah suatu proses yang diikuti secara aktif oleh kedua belah fihak, fihak
pertama fihak yang menyosialisasikan, dan fihak kedua adalah yang
disosialisasi. Aktivitas fihak yang menyosialisasi disebut melaksanakan
sosialisasi, sedangkan aktivitas fihak yang disosialisasi adalah aktivitas
internalisasi. Sedangkan internalisasi sebagai proses yang sifatnya aktif bukan
pasif.
B. Fungsi Interaksi Sosial, Proses Sosial, dan Sosialisasi.
Dengan mempelajari Interaksi Sosial, seseorang dapat lebih
mudah menyesuaikan diri dengan masyarakat disekitarnya untuk dapat melakukan
interaksi sosial yang assosiatif dan menghindari interaksi sosial dissosiatif.
C. Tujuan Mempelajari Interaksi Sosial.
Mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial sehingga dapat
menyimpulkan. Interaksi sosial yang terjadi pada taraf assosiatif atau
dissosiatif.
II. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial.
A. Adanya Kontak Sosial (sosial contact).
Kata kontak berasal dari bahasa latin Secara fisik kontak
sosial dapat terjadi apabila ada sentuhan badan, tetapi dengan perkembangan
dewasa ini, kontak tidak harus ada sentuhan badan, misalnya melalui telepon,
surat-menyurat, e-mail dan sebagainya.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu :
1.Antara orang perorang.
Interaksi antara orang perorang paling intensif terjadi
dilingkungan keluarga, sehingga dalam keluarga terjadi sosialisasi nilai-nilai
keluarga secara intensif.
2.Antara orang perorang dengan suatu kelompok manusia
Interaksi yang dilakukan oleh seseorang dengan organisasi
politik missal dengan partai politik. Atau interaksi antara guru dan peserta
didik di kelas.
3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia
lainya.
Interaksi yang dilakukan oleh partai politik yang satu,
dengan partai politik yang lain, atau antara peserta didik dari sekolah satu,
mengunjungi sekolah lain dan bertemu muka dengan peserta didiknya.
Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder.
Kontak sosial primer terjadi apabila yang mengadakan
hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, seperti orang berjabatan tangan,
atau orang berpapasan saling tersenyum dan menyapa.
Kontak sosial sekunder terjadi apabila yang mengadakan
hubungan memerlukan suatu perantara. Misal seorang pria akan menyampaikan
perasaan cintanya kepada seorang gadis, tidak disampaikan secara langsung, tetapi
melalui sahabat karibnya .
B. Adanya Komunikasi.
Arti terpenting dari komunikasi adalah bahwa seseorang
memberikan tafsiran pada perilaku orang lain. Perilaku dapat berupa
pembicaraan, gerak tubuh atau sikap yang diwujudkan dalam lambing-lambang
tertentu. . Sehingga komunikasi dapat dilakukan baik langsung, tidak langsung ,
menggunakan bahasa, symbol-simbol tertentu, jarak dekat maupun jarak jauh.
Dalam komuniasi memungkinkan terjadi berbagai penafsiran
terhadap tingkah laku, gerakan atau symbol yang dilakukan seseorang . Sehingga
komunikasi justru memungkinkan kerja sama antara orang perorang atau antara
kelompok-kelompok manusia. Hal ini juga merupakan salah satu syarat terjadinya
komunikasi, walaupun telah ada kerja sama sehingga terjadi komunikasi, tidak
jarang akhirnya timbul perselisihan karena adanya salah faham dari kedua belah
fihak.
Komponen komunikasi:
1.Pengirim atau komunikator(sender)
Orang yang bertindak menyampaikan pesan atu symbol untuk direspon
dan dilakukan komunikasi
2.Penerima atau komunikan (receiver)
Orang yang menerima pesan (merespo) pesan yang diterima.
3.Pesan(Message)
Isi pesan dapat berupa ucapan, tulisan, symbol yang akan
disampaikan oleh komunikator dan diterima komuikan
4.Umpan balik(feedback)
Tanggapan dari penerima atas pesan Message yang diterima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar